Air
zam-zam merupakan air yang terdapat di tanah suci Mekkah, Arab Saudi.
Air ini hampir selalu dijadikan oleh-oleh para jemaah haji yang pulang
ke tanah air. Air zam-zam sangat dipercaya dapat membawa berkah bagi
siapa saja yang meminumnya, juga sangat diyakini dapat menyembuhkan
berbagai penyakit.
Para jamaah haji yang meminum air zam-zam
sendiri juga menyatakan bahwa setelah minum air zam-zam, sangat terasa
kesegaran yang luar biasa. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari-Muslim disebutkan bahwa setelah Rasulullah SAW meminum air
dari sumur zam-zam, beliau bersabda: ” Ia (air zam-zam) penuh berkah, ia (air zam-zam) adalah makanan yang mengenyangkan dan obat bagi penyakit.”
Keyakinan
bahwa air zam-zam penuh berkah serta sabda Rasulullah SAW mengenai
manfaat zam-zam telah terbukti secara ilmiah. Berdasarkan beberapa
penelitian, ditemukan bahwa selain air zam-zam tidak berbau sebagai
salah satu indikator air sehat, air tanah suci ini juga terbukti
memiliki kandungan mineral kalsium, magnesium, dan fluorida yang tinggi.
Air zam-zam dikatakan memiliki muatan ion-ion yang seimbang. Sebuah
penelitian lainnya menyebutkan bahwa kualitas air zam-zam tidak berubah
selama penyimpanan dalam jangka waktu lama dan ditempatkan di mana pun,
ditilik dari tekstur, warna, dan baunya.
Kandungan kalsium dan
magnesium air zam-zam apabila dibandingkan dengan air konsumsi yang
biasa kita minum relatif jauh lebih tinggi. Kalsium di dalam tubuh
berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi. Selain itu juga berperan
penting di dalam reaksi pembekuan darah, di mana reaksi ini sangat
diperlukan selama proses penutupan luka dan penghentian aliran darah
saat terjadi pelukaan. Manfaat kalsium yang lain adalah sebagai media
untuk terjadinya respon hormonal dan juga berfungsi sebagai salah satu
katalisator kerja enzim. Untuk ibu hamil dan menyusui, keberadaan
kalsium dalam nutrient yang dikonsumsi sangat membantu pembentukan
otak, tulang serta sel-sel darah merah di dalam tubuh janin yang
dikandungnya. Kalsium juga memiliki peran yang sangat besar untuk
menurunkan tekanan darah, serta memiliki kemampuan mengikat kolesterol.
Sehingga diet yang mengandung kalsium sangat menguntungkan.
Adapun
magnesium merupakan mineral prima pengikat ion fosfat di dalam tubuh.
Mineral magnesium yang berikatan dengan fosfat ini berperan di dalam
proses metabolisme yang menghasilkan tenaga. Kebutuhan akan magnesium
di dalam tubuh individu berkisar antara 300 sampai 450 mg/hari.
Kekurangan magnesium dapat menimbulkan terjadinya kelelahan yang
bersifat kronis, kekurangan energi, menurunnya respon imun baik seluler
maupun humoral di mana respon imun tersebut sangat utama di dalam
perlindungan tubuh terhadap penyakit, akibat luas dari kekurangan
magnesium terhadap tubuh adalah kerentanan tubuh terhadap serangan
penyakit. Selain itu defisiensi magnesium juga dapat memicu terjadinya
stres.
Ion fluor merupakan salah satu ion penting yang mempunyai
peranan sebagai antibiotik. Oleh karena itu sebagian besar produk pasta
gigi mengedepankan adanya kandungan fluorida di dalam kemasannya yang
difungsikan untuk menangkis timbunan bakteri penyebab plak gigi.
Air
zam-zam yang terbukti mempunyai kandungan fluorida yang cukup tinggi
sudah pula diteliti kemampuannya menekan pertumbuhan koloni bakteri
yang sengaja dibiakkan pada media penumbuh bakteri. Kerja fluorida
sebagai antimikroba ini didasari oleh kemampuan senyawa ini di dalam
menghambat kerja enolase, yaitu suatu enzim glikolitik yang mengubah
2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpiruvat. Enzim ini merupakan enzim
yang berperan di dalam metabolisme pertumbuhan mikroba secara umum.
Berdasarkan
berbagai pembuktian-pembuktian tersebut di atas, menunjukkan bahwa
betapa besarnya manfaat air zam-zam bagi kesehatan tubuh kita. Selain
mengandung beberapa mineral penting bagi tubuh, zam-zam juga bersifat
steril dengan adanya kandungan fluorida yang memiliki sifat antimikroba
dalam jumlah yang proporsional serta tidak memberikan dampak meracuni
bagi tubuh.
Komposisi mineral di dalam air zam-zam diharapkan
dapat lebih dipelajari untuk kemudian diterapkan di dalam proses
produksi air sehat sebagai bahan air konsumsi.
Keistimewaan Air Zam-Zam
Air Zam-Zam bukanlah air yang asing bagi kaum Muslimin. Air ini
mempunyai keutamaan yang sangat banyak. Rasulullah telah menjelaskan
kegunaan air tersebut. Beliau bersabda,"Sebaik-baik air yang ada di muka
bumi adalah Zam-Zam. Di dalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan
dan penawar penyakit."[1] Apa rahasia dibalik air yang banyak memiliki
khasiat dan penuh barakah ini?
MAKNA ZAM-ZAM
Kata Zam-Zam
dalam bahasa Arab berarti, yang banyak atau melimpah [2]. Adapun air
Zam-Zam yang dimaksud oleh syari'at, yaitu air yang berasal dari sumur
Zam-Zam. Letaknya dengan Ka'bah, berjarak sekitar 38 hasta.
Dinamakan Zam-Zam, sesuai dengan artinya, karena memang air dari sumur
tersebut sangat banyak dan berlimpah. Tidak habis walau sudah diambil
dan dibawa setiap harinya ke seluruh penjuru dunia oleh kaum Muslimin.
Dinamakan dengan Zam-Zam, bisa juga diambil dari perbuatan Hajar.
Ketika air Zam-Zam terpancar, ia segera mengumpulkan dan membendungnya.
Atau diambil dari galian Malaikat Jibril dan perkataannya, ketika ia
berkata kepada Hajar.
Disebutkan juga, bahwa nama Zam-Zam
adalah 'alam, atau nama asal yang berdiri sendiri, bukan berasal dari
kalimat atau kata lain. Atau juga diambil dari suara air Zam-Zam
tersebut, karena zamzamatul ma` adalah, suara air itu sendiri.[3]
Nama lain Zam-Zam, sebagaimana telah diketahui, antara lain ia disebut
barrah (kebaikan), madhmunah (yang berharga), taktumu (yang
tersembunyi), hazmah Jibril (galian Jibril), syifa` suqim (obat
penyakit), tha'amu tu'im (makanan), syarabul abrar (minuman orang-orang
baik), thayyibah (yang baik) [4].
SEJARAH MUNCULNYA ZAM-ZAM
Disebutkan oleh Imam al Bukhari dalam Shahih-nya, dari hadits Ibnu
'Abbas. Suatu saat, ketika berada di Mekkah, Nabi Ibrahim menempatkan
istrinya Hajar dan anaknya Ismail di sekitar Ka`bah, di suatu pohon
besar yang berada di atas sumur Zam-Zam. Waktu itu, tidak ada seorangpun
di Mekkah, melainkan mereka bertiga. Setelah Nabi Ibrahim Alaihissalam
meletakkan kantong berisi kurma dan air, iapun beranjak pergi. Namun
Hajar mengikutinya seraya mengatakan,”Wahai Ibrahim, kemanakah engkau
akan pergi dengan meninggalkan kami sendiri di tempat yang tiada manusia
lain, atau yang lainnya?"
Pertanyaan itu ia ulangi terus,
tetapi Nabi Ibrahim tidak menengok kepadanya. Sampai akhirnya Hajar
berseru kepadanya,”Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan hal ini?”
“Ya,” jawab Nabi Ibrahim.
"Kalau begitu, Allah tidak akan menyengsarakan kami,” seru Hajar.
Kemudian kembalilah Hajar ke tempatnya, dan Nabi Ibrahim terus
melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya di Tsaniyah -jalan
bebukitan, arah jalan ke Kada`. Rasulullah ketika memasuki Mekkah juga
melewati jalan tersebut- dan keluarganya tidak dapat melihatnya lagi,
Nabi Ibrahim q menghadap ke arah Baitullah, lalu mengangkat kedua
tangannya seraya berdoa : "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya
Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka, dan beri
rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur"
[Ibrahim/14 : 37]
Ibunda Ismail menyusui anaknya dan meminum
dari kantong air tersebut. Hingga akhirnya air itupun habis, dan
anaknya kehausan. Dia melihat anaknya dengan penuh cemas, karena terus
menangis. Dia pun pergi untuk mencari sumber air, karena tidak tega
melihat anaknya kehausan.
Pergilah dia menuju bukit terdekat,
yaitu bukit Shafa, dan berdiri di atasnya. Pandangannya diarahkan ke
lembah di sekelilingnya, barangkali ada orang disana. Akan tetapi,
ternyata tidak ada.
Dia pun turun melewati lembah sampai ke
bukit Marwa. Berdiri di atasnya dan memandang barangkali ada manusia di
sana? Tetapi, ternyata tidak juga. Dia lakukan demikian itu hingga
tujuh kali.
Ketika berada di atas bukit Marwa, dia mendengar
ada suara, dia berkata kepada dirinya sendiri, "Diam!" Setelah
diperhatikannya ternyata memang benar dia mendengar suara, kemudian dia
pun berkata, "Aku telah mendengar, apakah di sana ada pertolongan?"
Tiba-tiba dia melihat Malaikat Jibril, yang mengais tanah dengan
kakinya (atau dengan sayapnya, sebagaimana disebutkan dalam riwayat
yang lain), kemudian memukulkan kakinya di atasnya. Maka keluarlah
darinya pancaran air.
Hajar pun bergegas mengambil dan
menampungnya. Diciduknya air itu dengan tangannya dan memasukkannya ke
dalam tempat air. Setelah diciduk, air tersebut justru semakin
memancar. Dia pun minum air tersebut dan juga memberikan kepada
putranya, Ismail. Lalu Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Jangan takut
terlantar. Sesungguhnya, di sinilah Baitullah yang akan dibangun oleh
anak ini (Ismail) bersama ayahnya. Dan sesungguhnya, Allah tidak akan
menelantarkan hambanya."
Beberapa waktu kemudian, datanglah
orang-orang dari kabilah Jurhum turun di lembah Makkah. Mereka turun
karena melihat burung -burung yang berputar-putar. Mereka
berkata,"Burung ini berputar-putar di sekitar air. Kami yakin di lembah
ini ada air," lalu mereka mengirim utusan, dan ternyata benar mereka
mendapatkan air. Utusan itupun kembali dan memberitahukan kepada
orang-orang yang mengutusnya tentang adanya air. Merekapun kemudian
mendatanginya, dan meminta izin dari Ummu Ismail, bahwa mereka akan
mampir ke sana. Ummu Ismailpun mempersilahkan dengan syarat, bahwa
mereka tidak berhak memiliki (sumber) air tersebut, dan kabilah Jurhum
inipun setuju [6].
PENEMUAN KEMBALI AIR ZAM-ZAM
Ketika Abdul Muthalib sedang tidur di Hijr Ismail, dia mendengar suara yang menyuruhnya menggali tanah.
"Galilah thayyibah (yang baik)!"
"Yang baik yang mana?" tanyanya.
Esoknya, ketika tidur di tempat yang sama, dia mendengar lagi suara yang sama, menyuruhnya menggali barrah (yang baik)?"
Dia bertanya, "Benda yang baik yang mana?" Lalu dia pergi.
Keesokan harinya, ketika tidur di tempat yang sama di Hijr Ismail, dia
mendengar lagi suara yang sama, menyuruhnya menggali madhmunah (sesuatu
yang berharga).
Dia bertanya," Benda yang baik yang mana?"
Akhirnya pada hari yang keempat dikatakan kepadanya : "Galilah Zam-Zam!"
Dia bertanya,"Apa itu Zam-Zam?"
Dia mendapat jawaban : "Air yang tidak kering dan tidak meluap, yang
dengannya engkau memberi minum para haji. Dia terletak di antara tahi
binatang dan darah. Berada di patukan gagak yang hitam, berada di sarang
semut".
Sesaat Abdul Muthalib bingung dengan tempatnya
tersebut, sampai akhirnya ada kejelasan dengan melihat kejadian yang
diisyaratkan kepadanya. Kemudian iapun bergegas menggalinya.
Orang-orang Quraisy bertanya kepadanya,"Apa yang engkau kerjakan, hai Abdul Muthalib?
Dia menjawab,"Aku diperintahkan menggali Zam-Zam," sampai akhirnya ia
beserta anaknya, Harits mendapatkan apa yang diisyaratkan dalam
mimpinya, menggali kembali sumur Zam-Zam yang telah lama dikubur dengan
sengaja oleh suku Jurhum, tatkala mereka terusir dari kota Mekkah.[6]
KEUTAMAAN DAN KHASIAT AIR ZAM-ZAM
Dari penjelasan Rasulullah dan para ulama dapat diketahui, bahwa air
Zam-Zam memiliki barakah dan keutamaan. Di antara dalil-dalil yang
menunjukkan keutamaan air Zam-Zam dapat disebutkan sebagai berikut.
عَنْ جَابِرٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ (أخرجه أحمد وابن
ماجه)
"Dari Jabir dan Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,"Air Zam-Zam, tergantung niat orang yang
meminumnya."[7]
Ibnu Taimiyyah berkata,”Seseorang disunnahkan
untuk meminum air Zam-Zam sampai benar-benar kenyang, dan berdoa ketika
meminumnya dengan doa-doa yang dikehendakinya. Tidak disunnahkan
mandi dengannya (menggunakan air Zam-Zam)."[8]
رواه الدارقطني والحاكم وقال صحيح الإسناد وَعَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قاَلَ قَالَ رَسُوْلُ الله ِصَلىَّ اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ إِنْ شَرِبْتَهُ
تَسْتَشْفِي شَفاَكَ الله ُوَإِنْ شَرِبْتَهُ لِشَبْعِكَ أَشْبَعَكَ الله
ُوَإِنْ شَرِبْتَهُ لِقَطْعِ ظَمْئِكَ قَطَعَهُ اللهُ وَهِيَ هَزْمَةُ
جِبْرَائِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَسُقْيَا اللهِ إسْمَاعِيْلَ عَلَيْهِ
السَّلاَمُ
"Dari
Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anh, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda : "Air Zam-Zam sesuai dengan niat ketika meminumnya. Bila
engkau meminumnya untuk obat, semoga Allah menyembuhkanmu. Bila engkau
meminumnya untuk menghilangkan dahaga, semoga Allah menghilangkannya.
Air Zam-Zam adalah galian Jibril, dan curahan minum dari Allah kepada
Ismail."[9]
وَعَنْ أَبِيْ الطُّفَيْلِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ كُنَّا نُسَمِّيْهَا
شَبَّاعَةً يَعْنِيْ زَمْزَمَ وَكُنَّا نَجِدُهَا نِعْمَ الْعَوْنُ عَلَى
الْعِيَالِ (رواه الطبراني في الكبير)
"Dari Abi Thufail, dari
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah
bersabda,”Kami menyebut air Zam-Zam dengan syuba'ah (yang
mengenyangkan). Dan kami juga mendapatkan, air Zam-Zam adalah
sebaik-baik pertolongan (kebutuhan atas kemiskinanan)". [HR Tabrani]
[10]
إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ
دَعَا بِسِجِلٍّ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ فَشَرِبَ مِنْهُ وَتَوَضَّأَ) رواه
أحمد)
"Dari Usamah, bahwasanya Rasulullah meminta untuk
didatangkan segantang air Zam-Zam, kemudian beliau meminumnya dan
berwudhu dengannya" [HR Ahmad] [11]
كَانَ يَحْمِلُ مَاءَ زَمْزَمَ ( فِيْ الأَدَاوِيْ وَالْقِرَبِ وَكَانَ يَصُبُّ عَلىَ الْمَرْضَى وَيَسْقِيهِمْ ) ] . ( حديث صحيح)
"Disebutkan dalam Silsilah Shahihah, adalah Rasululllah membawa air
Zam-Zam di dalam kantong-kantong air (yang terbuat dari kulit). Beliau
menuangkan dan membasuhkannya kepada orang yang sedang sakit".
( صحيح )
إِنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِيْنَ رَكَضَ زَمْزَمَ بِعَقِبِهِ
جَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تَجْمَعُ الْبَطْحَاءَ فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رَحِمَ اللهُ هَاجِراً وَأُمَّ
إِسْمَاعِيْلَ لَوْ تَرَكَتْهَا كاَنَتْ عَيْنًا مَعِيْنًا.
Tatkala Jibril memukul Zam-Zam dengan tumit kakinya, Ummi Ismail segera
mengumpulkan luapan air. Nabi berkata,"Semoga Allah merahmati Hajar
dan Ummu Ismail. Andai ia membiarkannya, maka akan menjadi mata air
yang menggenangi (seluruh permukaan tanah)."[12]
وَعَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قاَلَ قَالَ رَسُوْلُ الله -
صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: "خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
مَاءُ زَمْزَمَ، فِيْهِ طَعَامُ الطَّعْمِ، وَشِفَاءُ السَّقْمِ"،
"Dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,"Sebaik-baik air yang terdapat di muka bumi adalah Zam-Zam. Di
dalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit."[13]
Abu Dzar al Ghifari berkata,"Selama 30 hari, aku tidak mempunyai
makanan kecuali air Zam-Zam. Aku menjadi gemuk dan lemak perutku
menjadi sirna. Aku tidak mendapatkan dalam hatiku kelemahan lapar."[14]
: كُنْتُ أُجَالِسُ ابْنَ عَبَّاسٍ بِمَكَّةَ فَأَخَذَتْنِيْ
الحْمُىَ فَقَالَ أَبْرِدْهَا عَنْكَ بِمَاءِ زَمْزَمَ فإَِنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ( الْحُمَى مِنْ فيَحْ
ِجَهَنَّمَ فَأَبْرِدُوهَا بِالْمَاءِ أَوْ قاَلَ بِمَاءِ زَمْزَمَ ) .
"Dari Hammam, dari Abi Jamrah ad-Duba`i, ia berkata : "Aku duduk
bersama Ibnu 'Abbas di Mekkah, tatkala demam menyerangku. Ibnu 'Abbas
mengatakan, dinginkanlah dengan air Zam-Zam, karena Rasulullah
mengatakan, sesungguhnya demam adalah dari panas Neraka Jahannam, maka
dinginkanlah dengan air atau air Zam-Zam" [15]
عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : أَنَّهَا كَانَتْ تَحْمِلُ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ
وَتُخْبِرُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ
يَحْمِلُهُ
Dari 'Aisyah, ia membawa air Zam-Zam. Ia mengkabarkan, sesungguhnya dahulu Rasulullah membawanya (sebagai bekal-Pen.).[16]
Ibnul Qayyim berkata,"Aku dan selain diriku telah megalami perkara yang
ajaib tatkala berobat dengan air Zam-Zam. Dengan izin Allah, aku telah
sembuh dari beberapa penyakit yang menimpaku. Aku juga menyaksikan
seseorang yang telah menjadikan air Zam-Zam sebagai makanan selama
beberapa hari, sekitar setengah bulan atau lebih. Ia tidak mendapatkan
rasa lapar, ia melaksanakan thawaf sebagaimana manusia yang lain. Ia
telah memberitahukan kepadaku bahwa, ia terkadang seperti itu selama
empat puluh hari. Ia juga mempunyai kekuatan untuk berjima', berpuasa
dan melaksanakan thawaf ".[17]
Beliau rahimahullah
berkata,"Ketika berada di Mekkah, aku mengalami sakit dan tidak ada
tabib dan obat (yang dapat menyembuhkannya). Akupun mengobatinya dengan
meminum air Zam-Zam dan membacakan atasnya berulangkali (dengan al
Fatihah), kemudian aku meminumnya. Aku mendapatkan kesembuhan yang
sempurna. Akupun menjadikannya untuk bersandar ketika mengalami rasa
sakit, aku benar-benar banyak mengambil manfaat darinya."[18]
Demikian penjelasan singkat tentang air Zam-Zam. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam telah memberitahukan kepada kita dan membenarkan
khasiat dan keutamaan air yang tak pernah kering tersebut, meskipun
setiap hari diambil oleh banyak manusia. Dengan mengetahui secara
sepintas air Zam-Zam ini, maka hendaknya dapat meningkatkan dan
memperkuat sandaran dan ketergantungan kita kepada Allah. Dia-lah yang
Maha Penguasa mengatur segala yang Ia kehendaki.
Wallahu a'lam.
Sumber Bacaan :
- Shahihul-Bukhari, 3/1190, Cet Daar Ibnu Katsir, al Yamamah, Beirut.
- Fat-hul Bari, 6/402, Cetakan tahun 1379, Darul Ma`rifah, Beirut.
- Shahih Muslim, 4/1919, Cetakan Dar Ihya Turats Arabi, Beirut.
- Syarh Nawawi 'ala Muslim, 8/194, Cetakan Dar Ihya` Turats al Arabi, Beirut.
- Sunan Tirmidzi, 3/295, Cetakan Dar Ihya` Turats al Arabi, Beirut.
- Bidayah wan-Nihayah, Ibnul Katsir, 2/244-245, Cetakan Maktabah al Ma`arif, Beirut.
- Musnad Ahmad, Cetakan Muassasah al Qurtubah, Mesir, halaman 1/291.
- Zaadul Maad, Cetakan Muassasah ar Risalah, Beirut, 4/162.
- Shahih Sirah Nabawiyah, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Beirut.
- Shahih Targhib wa Tarhib, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Urdun, Beirut
- Irwa-ul Ghalil, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Beirut.
- Mukhtashar Irwa`, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Beirut.
- Manasik Haji wal Umrah, al Albani, Cetakan al Maktabah Islamiyah, Beirut.
- Al Mutli` 'ala Abwabul-Fiqh, al Bali, Cetakan Maktab al Islami, Beirut, halaman 1/200.
- Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Saudi Arabia, internet. www.al-islam.com
- Kamus al Munawir, Edisi II, Cetakan Pustaka Progessif.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun X/1427H/2006.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_________
Footnotes
[1]. Hadits hasan. Lihat Shahih Targhib wa Tarhib, Syaikh al Albani, 2/18.
[2]. Lihat Nihayah, Ibnul Atsir, 5/605, 2/779; al Mutli` 'ala
Abwabul-Fiqh, Abu Fath al Ba'li, halaman 200; kamus al Munawir, 583.
[3]. Lihat Ibnul Atsir, 2/779; al Mutli` 'ala Abwabul-Fiqh, Abu Fath al Ba'li, 1/200; Syarh Nawawi ala Muslim, 8/194.
[4]. Lihat al Mutli` 'ala Abwabul-Fiqh, Abu Fath al Ba'li, 1/200.
[5]. Lihat Fat-hul Bari, 6/402; Shahih Sirah Nabawiyah, al Albani, 40,
Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Saudi
Arabia, www.al-islam.com.
[6]. Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 2/244-245.
[7]. Hadits shahih. Lihat Irwa-ul Ghalil, al Albani, 1/218.
[8]. Lihat Hajjatun-Nabi, al Albani, 1/117.
[9]. Hadits hasan li ghairihi. Lihat Shahih Targhib wa Tarhib, al Albani, 2/19.
[10]. Lihat Shahih Targhib wa Tarhib, al Albani, 2/19
[11]. Hadits hasan. Lihat Mukhtasar Irwa-ul Ghalil, al Albani, 1/3.
[12]. Silsilah Shahihah, 4/232.
[13]. Hadits hasan. Lihat Shahih Targhib wa Tarhib, al Albani, 2/18.
[14]. Lihat Shahih Muslim, 4/1919, Cetakan Dar Ihya Turats Arabi, Beirut. Lihat Shahih Sirah Nabawiyah, al Albani, 129.
[15]. Lihat Shahihul-Bukhari, 3/1190, Cetakan Dar Ibnu Katsir, al
Yamamah, Beirut. Dalam riwayat yang sama terdapat dalam Musnad Ahmad.
Shuaib al Arnauth mengatakan, bahwa sanadnya shahih sesuai dengan syarat
shahihain. Lihat Musnad Ahmad, halaman 1/291, Cetakan Muassasah al
Qurtubah, Mesir.
[16]. Hadist hasan, sebagaimana yang dikatakan oleh
Tirmidzi, dan dishahihkan oleh al Albani. Lihat Sunan Tirmidzi, 3/295,
Cetakan Dar Ihya` Turast al Arabi, Beirut.
[17]. Lihat Zaadul Maad, 3/192, Cetakan al Misriyah.
[18]. Lihat Zaadul Maad, 4/162, Cetakan Muassasah ar-Risalah, Beirut.
0 comments:
Post a Comment