Memahami Konsep Kerja PUSL (PowerUp System Logic)
pagi
ini jam 5:38 15/02/2010, seperti hari-hari biasanya Skemadiagram adalah sarapan
pagi saya. Ada satu hal yang justru paling penting didalam sistem Ponsel,
khususnya pada permasalahan Mati Total, di Skema diagram Nokia apapun
kategorinya entah Nokia DCt3, DCt4 bahkan BB5 selalu ditemukan istlah PUSL,
hampir setiap komponen aktif misalkan IC dan ASIC selalu mempunyai jalur PUSL,
sebenernya apa sih PUSL ini? Dan bagaimana cara kerjanya? Baiklah pada
kesempatan ini saya akan sedikit membahasnya, mudah2an dapat membantu kawan2
dalam menganalisa kerusakan Ponsel.
Apa
istilah PUSL dan berfungsi untuk apa?
PUSL singkatan dari Power Up System Logic, letak
sistem ini tersimpan pada Energy Management. Tugasnya sebagai Power Up
Bagaimana
prosedur kerjanya?
Ketika
Ponsel sudah terpasang Battery, PUSL pada kondisi standby namun belum
memberikan perintah kepada rangkaian manapun, pada kondisi ini Jalur PwrOnX
dalam kondisi High, yaitu mempunyai nilai tegangan sebesar 1.8 – 3.7Volt.
Ketika tegangan PwrOnX ini di-Groundkan oleh Switch On/Off sekurangnya 200mS,
hal ini dapat dianggap sebagai perintah Power Up. Dalam status ini PUSL akan
memberikan tegangan perintah sebagai berikut:
- PURX (Power Up Reset X), sebesar 1.8Volt. tegangan ini diberikan kepada RAP, tugasnya untuk me-Reset atau sebagai tegangan perintah agar RAP mulai aktif.
- RSTX, sebesar 3.7Volt. pada Nokia BB5, tegangan RSTX akan diberikan kepada Energy Management 2 (TAHVO/AVILMA), tugasnya sebagai tegangan perintah agar Energymanagement 2 mulai aktif.
- SleepX, sebesar 1.8Volt. tengan ini datang dari RAP untuk RETU. Tujuannya untuk menentukan status Mode ponsel. Ponsel mempunyai 2 status yang berbeda, Sleep Mode dan Aktif Mode. Tentunya disaat Booting atau PowerUp, RETU harus ada pada Mode Aktif. Apabila tegangan SleepX ini ada dibawah 1.8Volt, maka RETU akan dalam kondisi Mode Sleep.
Disaat
ponsel Booting/PowerUp, Tegangan PURX harus tepat nilainya, tidak boleh kurang
dari 1.8Volt. seringkali permasalahan ditemukan tegangannya hanya 1.1Volt.
permasalahan ini terjadi justru bukan diakibatkan karena RETUnya bermasalah,
akan tetapi karena tegangan SleepX dari RAP tidak tepat pada 1.8Volt. hal ini
dapat disimpulkan bahwa tegangan SleepX dapat mempengaruhi tegangan PURX. Maka
apabila Anda mendapat permasalahan nilai tegangan PURX kurang dari 1.8Volt,
Anda perlu mengecek RAPnya agar tegangan SleepX tepat pada 1.8Volt.
Apa
tugas Real Time Clock (RTC)?
Clock
ini senilai 32.768kHz dihasilkan oleh Oscilator B2200. Berdasarkan pengamatan
saya terhadap riteratur yang ada yaitu Manual Service Nokia, fungsi Real Time
Clock ini mempunyai bertugas untuk fungsi Jam, tanggal dan alarm. Setelah saya
melakukan Research, saya mencoba untuk melepaskan Oscilator ini, ternyata Jam
dan alarm masih berfungsi, bahkan Ponsel masih bisa hidup . Karena kejanggalan
ini, saya mencoba untuk mengembangkan lagi sistem Clocking ini. Ternyata yang
dimaksudkan oleh Manual Service tersebut adalah Clock sebagai pembanding agar
Clock dapat akurat sesuai dengan waktu yang nyata. Dapat digaris besari
kesimpulan ini adalah, bahwa Real Time Clock ini ugasnya sebagai referensi atau
pembanding antara Sleep Clock yang dihasilkan oleh RAP dapat stabil dan tepat
sesuai dengan waktu yang nyata.
Permasalahan
apabila Real Time Clock ini bermasasalah, dapat menyebabkan nilai Sleep Clock
menjadi tidak stabil atau nilainya tidak mencapai 32.768kHz. hal ini dapat
menyebabkan ponsel bermasalah, seperti: sulit dihidupkan (seperti Switch On’Off
kotor), kinerja Ponsel menjadi lambat dan berat, tidak dapat melakukan
panggilan padahal signal tidak bermasalah.
Sleep
Clock
Apabila
kita lihat pada skema diagram diatas, jalur SleepX datang dari RETU menuju RAP
dan TAHVO. Akan tetapi bukan berarti Oscilator B2200 (RTC Clock) bermasalah
lantas Sleep Clock ini tidak akan ada. Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya
pada pembahasan Real Time Clock, bahkwa RTC Clock ini mempunyai tugas utama sebagai
pembanding agar Sleep Clock menjadi stabil pada nilai 32.768kHz.
Hasil
pengukuran: 50mA = Potensi permasalahan: PUSL
Nilai
konsumsi arus listrik baseband pada ponsel normal adalah 180mA-380mA. Jika
hasil pengukuran nilainya hanya terdapat arus senilai 50mA maka kondisi ini
menunjukkan CPU telah menerima tegangan kerjanya, yaitu VIO dan VCore hanya
saja kedua tegangan tersebut belum terkonsumsi karena CPU belum aktif
sepenuhnya. CPU akan mulai aktif setelah mendapatkan tegangan perintah PURX
(Power Up Reset) dari Energymanagement, oleh karena itu perlu diukur area
tegangan perintah tersebut. Apabila setelah diukur ternyata tegangan perintah
atau PURX tidak ada atau kurang dari 1.8Volt, maka dapat dipastikan
permasalahan ada pada Energymanagenet.
Hasil
pengukuran: 10 sampai 15mAmper = Potensi permasalahan: Baseband Regulator
Kondisi
ini menunjukkan bahwa baseband belum menerima arus secara sempurna. Jika ketika
diukur mendapatkan nilai 50mA dipastikan tegangan kerja VIO dan VCore sudah
diterima oleh CPU maka nilai 10 s.d 15mA menunjukkan tegangan kerja tersebut
belum sepenuhnya diterima oleh CPU. Oleh karena itu permasalahan dilokalisir
pada tegangan kerja. Area yang perlu untuk dianalisa yaitu area tegangan kerja.
Jika tegangan kerja VIO atau VCore tidak ada atau nilainya kurang, maka dapat
diasumsikan Energy Management yang bermasalah.
Hasil
pengukuran: 70mAmper = Potensi permasalahan: Clocking
Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa baseband telah mengkonsumsi arus tegangan kerja dan
sudah mendapatkan tegangan perintah PURX, tetapi CPU belum bisa aktif. Salah
satu faktor yang dibutuhkan oleh baseband (CPU) – selain dari pada tegangan
kerja dan tegangan perintah – adalah clock. Clock diteruskan ke CPU melalui RF
Chip. Asumsi permasalahan tadi adalah tidak adanya clock yang masuk ke CPU.
Asumsi ini disudutkan permasalahannya kepada clock oleh karena clock merupakan
salah satu yang dibutuhkan oleh CPU. Area diagnose perlu diarahkan kepada area
RF module. Dan ketika clock tidak keluar asumsi permasalahannya kemungkinan ada
pada RF Chip atau Oscilator VCTXO.
Hasil
Pengukuran: 130 turun ke 50mA = Potensi permasalahan: MCU & DSP Subsistem
Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa jarum amper meter dari nilai 130mA kemudian turun
menjadi 50mA. Asumsi permasalahan ini adalah bahwa sebenarnya CPU sudah
sempurna mengkonsumsi arusnya, tetapi dia tidak dapat meneruskan perintahnya
kepada system rangkaian yang lain. Keadaan ini dimungkinkan karena adanya data
yang tidak mampu diterjemahkan oleh CPU sehingga tidak dapat melanjutkan
perintahnya. Jika kondisinya demikian asumsi permasalahannya ada 2 kemungkinan:
1. Core Proccesornya bermasalah, 2. data firmware yang corrupt sehingga
tidak mampu untuk diterjemahkan ke dalam system kerja ponsel.
Hasil
pengukuran: 180mA turun ke 100mA = potensi permasalahan: Flash Memory
Hasil
pengukuran amper meter menunjukkan bahwa konsumsi arus ponsel senilali 180mA
lalu turun secara perlahan ke nilai 100mA. Jika dilihat dari nilai konsumsi
baseband ponsel normal adalah 180mA, maka dipastikan bahwa CPU ponsel tersebut
sudah bekerja, tetapi dia tidak dapat melanjutkan proses dari system yang
seharusnya. Asumsinya adalah bahwa CPU sudah dapat bekerja tetapi dia tidak
dapat mendeteksi data yang harus diteruskan kepada system rangkaian yang lain,
oleh karena itu jarum amper kemudian turun secara perlahan hal ini disebabkan
CPU tidak dapat melanjutkan proses kerjanya sehubungan dengan data yang tidak
dapat diterima. Area yang dapat dilokalisir adalah area dimana data tersebut
disimpan. Data dalam hal ini disimpan pada CMT Flash, oleh karena itu karena
data yang tidak dapat ditemukan oleh CPU maka asumsinya adalah CMT Flash yang
bermasalah.
0 comments:
Post a Comment